K.P
Kita sebagai
seorang pendidik, seharusnya menjadi contoh dan teladan yang baik dalam ruang
lingkup masyarakat sekitar. Cara berbicara dan tingkah-laku kita, akan
mencerminkan kepribadiaan kita dalam bertindak sehari-hari.
"Engkau sebagai pelita dalam kegelapan, engkau laksana embun penyejuk
dalam kehausan". Itu adalah salah satu lirik yang tercantum dalam bait
Hymne Guru. Guru di ibaratkan sebagai sebuah pelita di dalam kegelapan, dimana
kita sebagai seorang guru selalu hadir untuk menuntun para siswa-siswi menuju
sebuah terang. "Laksana embun penyejuk dalam kehausan", para guru
selalu hadir untuk memberikan dukungan dan dorongan kepada siswa-siswi, selalu
membagikan ilmu yang dia ketahui guna meghilangkan kehausan siswa-siswi tentang
ilmu pendidikan.
Bagi kebanyakan
orang, menjadi guru adalah sesuatu yang kurang menarik. Hal itu mungkin
dipengaruhi oleh minimnya pendapatan seorang guru dalam hal keuangan atau yang
lainnya. Kebanyakan orang cenderung mencari pekerjaan yang dapat mendatangkan
uang dengan cepat. Tapi, perlu diingat juga, tanpa seorang guru, kita ibarat
sebuah kayu yang tidak ada artinya.
Menjadi seorang guru merupakan sesuatu hal yang
sangat sulit. Dimana, untuk menjadi seorang guru diperlukan integiritas dan
militansi yang sangat tinggi dalam diri orang tersebut. Kebanyakan orang
mengatakan, menjadi guru adalah sesuatu hal yang mudah. Memang betul, tapi
seandainya kamu menjadi seorang guru yang ditugaska ke tempat yang terpencil,
apakah kamu bersedia? Kayanya sangat sulit untuk kamu menerimanya. Seorang guru
harus bersedia ditempatkan dimana saja, tanpa melihat kondisi wilayah dan sistem
ekonomi di daerah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar