Senin, 23 Februari 2015

Kapten Pendidikan



K.P

Kita sebagai seorang pendidik, seharusnya menjadi contoh dan teladan yang baik dalam ruang lingkup masyarakat sekitar. Cara berbicara dan tingkah-laku kita, akan mencerminkan kepribadiaan kita dalam   bertindak sehari-hari. "Engkau sebagai pelita dalam kegelapan, engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan". Itu adalah salah satu lirik yang tercantum dalam bait Hymne Guru. Guru di ibaratkan sebagai sebuah pelita di dalam kegelapan, dimana kita sebagai seorang guru selalu hadir untuk menuntun para siswa-siswi menuju sebuah terang. "Laksana embun penyejuk dalam kehausan", para guru selalu hadir untuk memberikan dukungan dan dorongan kepada siswa-siswi, selalu membagikan ilmu yang dia ketahui guna meghilangkan kehausan siswa-siswi tentang ilmu pendidikan.
Bagi kebanyakan orang, menjadi guru adalah sesuatu yang kurang menarik. Hal itu mungkin dipengaruhi oleh minimnya pendapatan seorang guru dalam hal keuangan atau yang lainnya. Kebanyakan orang cenderung mencari pekerjaan yang dapat mendatangkan uang dengan cepat. Tapi, perlu diingat juga, tanpa seorang guru, kita ibarat sebuah kayu yang tidak ada artinya.
            Menjadi seorang guru merupakan sesuatu hal  yang sangat sulit. Dimana, untuk menjadi seorang guru diperlukan integiritas dan militansi yang sangat tinggi dalam diri orang tersebut. Kebanyakan orang mengatakan, menjadi guru adalah sesuatu hal yang mudah. Memang betul, tapi seandainya kamu menjadi seorang guru yang ditugaska ke tempat yang terpencil, apakah kamu bersedia? Kayanya sangat sulit untuk kamu menerimanya. Seorang guru harus bersedia ditempatkan dimana saja, tanpa melihat kondisi wilayah dan sistem ekonomi di daerah tersebut.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar